Perencanaan Jembatan

Perencanaan Konstruksi Jembatan

I. Pengertian
Jembatan adalah bangunan pelengkap jalan yang menghubunkan suatu lintasan yang terputus akibat suatu rintangan atau sebab lainnya, dengan cara melompati rintangan tersebut tanpa menimbulkan / menutup rintangan itu.
Lintasan tersebut bisa merupakan jalan kendaraan, jalan kereta api atau jalan pejalan kaki, sedangkan rintangan tersebut dapat berupa sungai, jalan, jalan kereta api, atau jurang (bisa juga berupa jurang pemisah antar gedung bertingkat)




Jembatan mempunyai ciri-ciri khusus yaitu mempunyai Bangunan atas, Bangunan bawah dan Bangunan pelengkap.

• Bangunan atas adalah komponen jembatan yang menerima beban kendaraan di atas perlekatan.
Termasuk katagori Bangunan atas adalah :
- Balok, Rangka, Dek yang terdiri atas plat, dsb.
- Perletakan.

• Bangunan bawah adalah bangunan untuk meneruskan beban ke tanah dasar. Bangunan bawah dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala jembatan (abutment) atau pilar (pier) dan pondasi.
Termasuk katagori Bangunan bawah adalah :
- Kepala jembatan/pilar
- Pondasi untuk kepala jembatan/pilar


• Termasuk katagori Bangunan pelengkap adalah :
- Perkuatan lereng dan apron pada dasar sungai.
- Jalan pendekat jembatan.
- Guard rails dan pasangan batu pengaman

II. Survey Jembatan

Ada pun tahapan perencanaan jembatan, sebagai berikut :
• Pekerjaan lapangan, meliputi semua survei yang diperlukan.
• Kriteria Perencanaan, meliputi klasifikasi jembatan, karakteristik lalu-lintas, kondisi lapangan, pertimbangan ekonomi, dll.
• Penyiapan Peta Planimetris, yang merupakan peta hasil survei topografi yang diperlukan sebagai peta dasar perencanaan geometrik.
• Perencanaan Geometrik, meliputi perencanaan glagar, pondasi dan pilar
• Geoteknik dan Material jembatan, menguraikan pengolahan data geoteknik dan material untuk keperluan konstruksi perkerasan jalan/glagar, podasi dan tiang/pilar.
• Hidrologi sungai, menguraikan analisis material yang terbawa
• Perkiraan Biaya, meliputi perhitungan kwantitas, analisis harga satuan dan dokumen pelelangan.


PEMBAHASAN

I. Pekerjaan Lapangan

Pekerjaan lapangan ini mencakup keseluruhan kegiatan survei dan investigasi di lapangan untuk memperoleh data-data akurat yang diperlukan dalam proses perencanaan jembatan, yaitu :
Kegiatan lapangan yang perlu dilakukan meliputi beberapa item, yaitu :
• Data Penunjang
• Survei Pendahuluan
• Survei AMDAL
• Survei Topografi
• Survei Hidrologi
• Survei Lalu lintas
• Survei Geoteknik

Data Penunjang : data penunjang dan data dasar yang tersedia, yang diperlukan sebagai referensi pada saat pelaksanaan survei.
Kegiatan pengumpulan data penunjang dan analisis atau studi data awal (desk study) ini sangat diperlukan agar regu survei mendapatkan gambaran tentang kondisi lokasi dan pencapaian lokasi, serta gambaran rencana.
Data-data yang perlu di kumpulkan:
1. Peta :
• Peta Jaringan Jalan : dari DPU, info.jaringan jalan yang sudah ada di sekitar loasi rencana jembatan & batas-batas wilayah, skala peta antara 1:1.000.000 – 1:1.500.000
• Peta Topografi : dari Direktorat Geologi dan Jawatan Topografi A.D. (JANTOP), data yang paling fundamental, karena merupakan peta dasar sebagai pedoman route survei, skala peta antara 1:250.000 – 1:25.000
• Peta Geologi Regional : dari Direktorat Geologi, info.kondisi geologi (formasi batuan, proses pembentukan, umur geologi suatu lapisan, struktur geologi, dll.), skala peta 1:250.000

• Photo Udara / citra satelit : info.batuan dasar dan kelembabannnya dengan mengamati jenis vegetasi, penyebaran serta kesuburannya serta memperkirakan lokasi rawan gerakan tanah dan patahan serta lipatan.
• Peta Rupa Bumi : dari BAKOSURTANAL, info.tata guna lahan, skala peta 1:50.000 (peta topografi/peta dasar).

2. Data dan Informasi
• Data Curah Hujan : dari BMG / Dinas Pertanian di daerah-daerah, bila data tersedia maka dapat menggunakan peta hujan sebagai pendekatan.
• Informasi : sarana transportasi untuk menuju lokasi, biaya hidup dilokasi survei, & cuaca dan suhu di lokasi, dll.

Data dan peta yang terkumpul, dipilah – pilah dan dipelajari agar data dan peta yang benar-benar diperlukan saja yang digunakan sebagai dasar.

II. Survai Pendahuluan Jembatan (Bridge Reconnaissance Survey) dan Survai Topografi

Survai ini dimaksudkan untuk mengumpulkan secara visual di lapangan guna mendukung usulan penanganan jembatan baik penggantian jembatan maupun pembangunan jembatan baru berdasarkan pertimbangan teknis dan ekonomis.
• Ruang lingkup survai pendahuluan jembatan meliputi survai untuk menentukan :
- Perlu tidaknya jembatan diganti atau dibangun,
- Penempatan jembatan baru atau jembatan lama yang akan direlokasi
• Data penunjang :

Peta Indeks
Peta Indeks digambar dengan skala yang cukup (biasanya 1:50000), dan pada peta
tersebut diplotkan dengan jelas lokasi jembatan yang diusulkan atau alternatif
jembatan yang akan diselidiki, lokasi jembatan yang mungkin, jalur komunikasi
yang ada, topografi umum dari daerah, dan kota-kota penting.


PetaTopografi
Peta Topografi dengan skala 1:5000 yang disertai penggambaran perkiraan
jalannya arus air (sungai dan anak-anak sungai) dan perkiraan luas daerah yang
mempengaruhi debit anak-anak sungai dan debit sungai yang akhirnya akan
mempengaruhi debit sungai di lokasi jembatan yang diusulkan, yang kesemuanya
ini diplotkan di peta tersebut. Jarak garis batas daerah pengaruh ini diambil dari
ketinggian garis tinggi kontur terhadap sungai/anak-anak sungai, dengan melihat
keadaan tanah, kondisi curah hujan yang tidak merata. Garis batas ini
dapat dipertimbangkan dalam jarak 100 m, 300 m, 1500m dari tepi sungai
dan Daerah Tangkapan Hujan (catchment area)dapat dipertimbangkan
seluas 3 Km2, 15 Km2, dan di atas 15 Km2 sesuai dengan keperluan.

Gambar Rencana Lapangan
Gambar Rencana lapangan digambar dengan skala yang cukup yang menunjukkan
detail dari lokasi yang dipilih dan detail dari arus sungai pada jarak 100 sampai 200
m ke arah hulu dan hilir dari lokasi yang dipilih.
Rencana tersebut harus menggambarkan detail hal-hal berikut :
1. Nama sungai/jalan dan tanda Km terdekat.
2. Gambaran garis besar keadaan tepi sungai sewaktu air rendah/tinggi.
3. Arah mengalirnya arus air
4. Alinemen jembatan lama dan usulan dari pertemuan dengan alinemen yang diusulkan.
5. Sudut dan arah miringnya lintasan (skew), apabila alinemen yang diusulkan tidak tegak lurus arah sungai.
6. Nama desa terdekat.
7. Lokasi dan reduksi dari patok (Bench Mark) yang kelak akan dipakai sebagai peil ± 00.00.
8. Lokasi potongan memanjang dan potongan melintang jalan dan sungai
9. Lokasi sumur dan boring dengan nomor identifikasinya.
10. Lokasi seluruh bangunan-bangunan, tumbuh - tumbuhan, batu, dan rintangan-rintangan yang mungkin berpengaruh pada alinemen jalan.

Potongan Melintang
Potongan Melintang sungai pada lokasi jembatan dibuat dengan skala horizontal
1:1000 dan vertikal 1:100. Potongan melintang tersebut harus mengandung
informasi sebagai berikut :
1. Nama sungai, jalan atau pertemuan.
2. Garis dasar sungai dan tepi sungai sampai level di atas ketinggian air banjir tertinggi.
3. Gambaran dari keadaan struktur lapisan tanah (subsoil)
4. Muka air terendah, permukaan banjir rata-rata, permukaan banjir tertinggi.
5. Bila terjadi arus pasang - surut, maka diperlukan informasi tentang pasang terendah dan pasang tertinggi, serta muka air laut rata - rata.

Potongan Memanjang
Potongan memanjang menunjukkan lokasi jembatan dengan muka air terendah,
muka air rata-rata dan tertinggi, dan garis dasar sungai dengan jarak yang cukup,
sepanjang garis sumbu jalan. Skala horisontal dapat dipakai secukupnya,
sedangkan skala vertikal tidak boleh kurang dari 1 : 1000

Potongan Melintang Tambahan
Potongan Melintang Tambahan arus pada jarak yang tepat, arah hilir dan hulu dari
lokasi jembatan yang diusulkan. Harus ditunjukkan juga jarak dari lokasi
jembatan, ketinggian banjir dan ketinggian air terendah, dan bila ada potongan
melintang dimana muka air banjir sedikit lebih tinggi dari tepi sungai. Pada
Gambar Indeks harus ditunjukkan letak potongan, arah utara dan arah aliran air,
rencana survai kontur dan rencana lokasi.

Peta Daerah Aliran Sungai (DAS)
Peta Daerah Aliran Sungai di daerah lokasi usulan jembatan garisnya digambarkan
pada peta topografi, dan bisa dihitung luas daerahnya dengan cara
membandingkannya dengan jumlah bujur sangkar yang dicakupnya.


ProfilTanah,bisa ditentukan dengan cara visual.
Data-data Yang Dikumpulkan
Diusahakan untuk mendapatkan data-data berikut :
1. Nama sungai/Jalan/Jalan Kereta Api/lain-lain yang dilintasi oleh Jembatan
2. Lokasi B.M (Bench Mark) terdekat berikut reduksi ketinggian dilokasi jembatan terhadap B.M (Bench Mark) tersebut.
3. Volume kendaraan sekarang dan prediksi volume kendaraan yang akan datang (20 tahun) yang menggunakan jembatan tersebut.
4. Data-data hidraulis sungai antara lain
a. Potongan melintang sungai tiap - tiap 5 M', masing-masing 20 m kearah hulu dan 20 m kearah hilir dari lokasi jembatan.
b. Muka air banjir tertinggi (Banjir 20 th)
c. Muka air rata-rata
d. Muka air terendah
e. Benda hanyutan yang dihanyutkan (kayu besar, lahar dingin, dan lain - lain)
f. Kontur tanah di lokasi jembatan / potongan melintang tanah sepanjang rencana lokasi jembatan.
g. Catatan navigasi/lalu-lintas (jenis kapal/perahu/kereta api/bis/truk dalam hal ini yang dimaksudkan guna profil ruang bebas)
h. Catatan dari pekerjaan air yang besar (dam, bendung, saluran pengairan dll)
5. Kemungkinan adanya daerah patahan pada lokasi
6. Ketersediaan quarry (kualitas dan kuantitas) seperti batu, tanah, pasir, kapur, dll.
7. Tempat tersedianya semen, baja, kayu yang terdekat.
8. Kemudahan transportasi material.
9. Ketersediaan tenaga kerja terampil dan tidak terampil
10. Fasilitas rumah/bedeng untuk pekerja selama pekerjaan
11. Detail-detail dari jembatan lain yang melompati sungai / rintangan yang sama, dalam jarak yang terdekat (kalau ada)
12. Ketersediaan tenaga listrik
13. Ketersediaan fasilitas pelayanan (telepon, sumber tenaga, suplai air, dll) dan cara mendapatkannya.

Pemilihan Lokasi
Lokasi jembatan baru yang akan dibangun agar mempertimbangkan segi-segi
teknis, ekonomis, sosial, dampak lingkungan, serta estetika yang mencakup
alinemen jalan dan kecepatan rencana.
Disamping itu perlu diperhatikan masalah yang berkaitan dengan pembebasan
tanah dan bangunan, adanya timbunan atau galian yang terjadi sesuai dengan
kondisi tanah ash (existing ground) yang ada dan masalah - masalah lainnya,
sehingga lokasi jembatan dapat terletak pada tempat yang ideal dengan
memperhatikan ketentuan sebagai berikut :
1. Arah jembatan sedapat mungkin tegak lurus arah aliran sungai.
2. Pilih arus sungai yang tenang, sedapat mungkin hindari arus sungai yang deras / mengikis
3. Di daerah alur sungai yang pendek dengan tepi yang kuat.
4. Kedua tepi yang ada sedapat mungkin lebih tinggi dari muka air banjir dan kuat.
5. Lapisan keras (rock) sedapat mungkin tidak terlalu jauh dari dasar sungai.
6. Jaian pendekat (oprit) dari jembatan sedapat mungkin ekonomis, antara lain dilakukan dengan cara :
- Hindari penyempitan profil sungai.
- Oprit jembatan harus mempunyai daerah bebas pandang yang sesuai.
- Sedapat mungkin lokasi jangan berdekatan dengan percabangan aliran.
- Hindari tempat-tempat bersejarah, yang dianggap keramat, dan
tempat-tempat penting lainnya, yang kira-kira nantinya sulit dalam
pembebasan tanahnya.
7. Hindari tikungan tajam dari oprit

Bentang, Lebar dan Tipe Jembatan
Dalam menetapkan panjang bentang, lebar dan tipe jembatan harus
memperhatikan stabilitas tebing, profil sungai, arah aliran, sifat-sifat sungai, bahan-
bahan yang terbawa akibat arus pengerasan vertikal dan horizontal, kepadatan
dan pembebanan lalu-lintas. Apabila jalan pendekat jembatan terletak pada
daerah rawa, di atas tanah lembek dan tanah hasil pemadatan (compressible)
yang akan menimbulkan masalah stabilitas dan penurunan, maka dapat
disarankan penambahan panjang bentang, perbaikan tanah atau kemungkinan
penanggulangan lainnya.
Pada pelebaran jembatan lama, tipe dan jenis jembatan hendaknya disesuaikan
dengan tipe dan jenis jembatan lama dan arah pelebaran disesuaikan
dengan kondisi setempat.

Hidrologi
Data hidrologi yang perlu dikumpulkan dalam survai pendahuluan jembatan adalah
data yang dapat digunakan langsung untuk perencanaan meliputi antara lain :
sifat morfologi sungai, periode banjir, serta banjir terbesar yang pernah terjadi
dalam kurun waktu 50 tahun dan data curah hujan pada pos-pos pengamatan
yang mempengaruhi.

Penentuan Lokasi dan Jenis Penyelidikan Tanah
Penentuan tanah diperlukan untuk menetapkan jenis dan lokasi penyelidikan tanah
yang diperlukan (sondir, bor, SPT, test pit, stabilitas).
Dalam menentukan perkiraan jenis pondasi jembatan, dapat dipergunakan cara
dengan membandingkannya dengan jenis pondasi jembatan lama, jenis
lapisan tanah dasar serta sifat-sifat tebing.

DataJembatan Lama
Dalam hal jembatan lama akan digunakan sebagai jembatan darurat
selama pembangunan jembatan baru, maka perlu data kekuatan serta kondisi
jembatan lama.

Material/Quarry
Untuk menghindari harga material yang tinggi diperlukan adanya data/tempat
pengambilan material (quarry) yang dekat dengan lokasi jembatan yang akan
dibangun. Dalam hal ini perlu ditentukan lokasi pengambilan material dengan
perkiraan mutu sesuai dengan persyaratan. Biasanya peta quarry dapat diperoleh di
DPUP setempat.

Foto Dokumentasi
Dalam survai pendahuluan dibuat foto dokumentasi mengenai keadaan jembatan
lama, keadaan sungai dan keadaan lokasi perkiraan jembatan baru.
a. Pengambilan foto pada jembatan lama meliputi :
1. Foto jembatan dari arah hulu
2. Foto jembatan dari arah hilir
3. Foto jembatan dari arah jalan masuk
4. Foto jembatan dari arah jalan. keluar
5. Foto-foto lain yang dianggap diperlukan perhatian khusus dalam perencanaan
Untuk foto jembatan lama sebaiknya diberikan identitas yang jelas tertulis dalam
Foto.
b. Pengambilan foto rencana lokasi jembatan baru/relokasi meliputi
1. Dari hulu kearah hilir.
2. Dari hilir kearah hulu.
3. Dari jalan masuk kearah jalan keluar (rencana lokasi kepala jembatan).
4. Dari jalan keluar kearah jalan masuk (rencana lokasi kepala jembatan).
5. Foto perspektif rencana lokasi jembatan .
6. Foto lainnya yang memerlukan perhatian khusus dalam perencanaan.

Pada foto tersebut di atas agar dicantumkan tanda-tanda antara lain, arah aliran
sungai, rencana sumbu jembatan, rencana lokasi kepala jembatan, dan lain-lain.

• Survei Topogafi
Merupakan pengukuran yang bertujuan memindahkan kondisi permukaan bumi dari lokasi yang diukur pada kertas yang berupa peta planimetri. Peta ini akan digunakan sebagai peta dasar untuk plotting perencanaan geometrik jembatan.
Hal-hal yang perlu di perhatikan :
1. penempatan lokasi titik silang dan titik-titik perpanjangan garis lurus
2. penempatan garis sumbuh, yang meliputi penempatan garis-garis lurus dan lokasi belokan-belokan
3. pengukuran topografi
4. sipat-datar profil dan potongan melintang
pembuatan gambar-gambar pengukuran : Peta planimetris, potongan melintang & profil.

Posting Komentar

0 Komentar